Jumat, 29 November 2013

Macam-macam Kelenjar Endokrin Dan Hormon Yang dihasilkan Serta Fungsinya



Berikut Macam-macam Kelenjar Endokrin dan Fungsinya

1.    Hipofisis
Kelenjar hipofisis  terletak pada dasar  otak besar dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu, kelenjar hipofisis disebut kelenjar pengendali ( master of gland). Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian  anterior, bagian tengah, dan bagian  posterior. Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis bagian anterior dan fungsinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
a.     Macam-Macam Fungsi Hormon yang Dihasilkan oleh Kelenjar Hipofisis Bagian Anterior dan Fungsinya

b.     Hipofisis bagian tengah
Kelenjar ini menghasilkan  hormon perangsang melanosit atau melanosit stimulating hormone (MSH). Apabila  hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam. Sekresi MSH juga dirangsang oleh faktor pengatur yang disebut faktor perangsang pelepasan hormon melanosit dan dihambat oleh faktor inhibisi  hormon melanosit (MIF).
c.      Hipofisis bagian posterior
Hipofisis bagian  posterior menghasilkan oksitosin dan  vasopresin.  Oksitosin berperan dalam merangsang  otot polos yang terdapat di uterus, sedangkan vasopresin disebut juga hormon antidiuretik (ADH) berpengaruh pada proses reabsorpsi urine pada tubulus distal sehingga mencegah pengeluaran urine yang terlalu banyak.

2.    Tiroid (kelenjar gondok)
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya terdapat daerah yang tersusun berlapis seperti susunan genting pada atap rumah. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang memengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.
Tiroksin mengandung banyak yodium. Kekurangan yodium dalam makanan dalam waktu panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan  kretinisme, yaitu kelainan  sik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot.
Kekurangan yodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam yodium di dalam makanan. Produksi  tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus Basedowi) dengan gejala sebagai berikut; kecepatan metabolisme meningkat, denyut nadi bertambah, gelisah, gugup, dan merasa demam. Gejala lain yang nampak adalah bola mata menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar tiroid membesar.

3.    Paratiroid/kelenjar anak gondok
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan  parathormon yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan  hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
Tumor paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di dalam darah. Hal ini mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam tulang, sehingga urine banyak mengandung kapur dan fosfor. Pada orang yang terserang penyakit ini tulang mudah sekali patah. Penyakit ini disebut  von Recklinghousen.

4.    Kelenjar adrenal/suprarenal/anak ginjal
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas  ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula).  Kelenjar bagian korteks menghasilkan  hormon kortison yang terdiri atas mineralokortikoid yang membantu metabolisme garam natrium dan kalium serta menjaga keseimbangan hormon seks; dan glukokortikoid yang berfungsi membantu metabolisme karbohidrat.
Kelenjar bagian medula menghasilkan hormon adrenalin dan  hormon noradrenalin. Hormon adrenalin menyebabkan meningkatnya denyut jantung, kecepatan pernapasan, dan tekanan darah (menyempitkan pembuluh darah).  Hormon noradrenalin bekerja secara antagonis terhadap  adrenalin, yaitu berfungsi menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.
Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan penyakit  Addison dengan gejala-gejala: timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntah-muntah, terasa sakit di dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.

5.    Pankreas
Ada beberapa kelompok sel pada  pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans. Bagian ini berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin.  Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa tersebut dikeluarkan bersama urine. Tanda-tanda diabetes melitus yaitu sering mengeluarkan urine dalam jumlah banyak, sering merasa haus dan lapar, serta badan terasa lemas.
Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan hormon glukagon yang bekerja antagonis dengan  hormon insulin.


6.    Hormon yang dihasilkan kelenjar gonad
Pada manusia, gonad atau kelenjar seks berbeda antara laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki disebut testis, sedangkan pada perempuan disebut ovarium. Testis dan ovarium mensekresikan hormon seks yang berperan dalam produksi sel-sel kelamin.
a)      Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium yaitu:
b)      Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh  Folikel de Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh  FSH. Fungsi estrogen adalah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita dengan pria tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul, payudara, dan kulit menjadi bertambah halus.
c)      Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang oleh LH. Progesteron berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.
d)      Testis
Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain menghasilkan  sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suara yang membesar, mempunyai kumis, dan jakun.





Berikut macam kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan:

1.      Kelenjar Hipofisis, terdiri dari : Hipofisis anterior menghasilkan hormon adrenokortikotropik, hormon tiroid, hormon somatotrof, hormon gonadotropin (FSH dan LH). Hipofisis intermediat hanya terdapat pada bayi. Hipofisis posterior menghasilkan hormon antidiuretik (ADH) dan oksitosin.
2.      Kelenjar tiroid (kelenjar gondok), menghasilkan hormon tiroksin, triodotironin, dan kalsitonin
3.      Kelenjar paratiroid (kelenjar anak gondok), menghasilkan hormon parathormon
4.      Kelenjar epifisis, belum diketahui hormon yang dihasilkan
5.      Kelenjar timus, berfungsi menimbun hormon somatotrof
6.      Kelenjar adrenal bagian korteks, menghasilkan mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen Kelenjar adrenal bagian medulla, menghasilkan hormon adrenalin dan noradrenalin
7.      Kelenjar testis menghasilkan hormon testosteron. Kelenjar ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesterone
8.      Kelenjar pankreas, menghasilkan hormon insulin dan glucagon
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar